7 Desember 2012
Persiapan awal proyek Solo Climbing For Education sudah dimulai, dari mulai persiapan program latihan sampai dengan penyusunan daftar peralatan.
Berawal dari ide gila saya yaitu memanjat 3 dinding gunung terbesar di Indonesia yaitu Spikul, Parang, dan Carstenz Pyramid untuk menggalang dana bagi pendidikan anak-anak dan remaja yang kurang mampu di sekitar 3 lokasi tersebut.
3 dinding gunung ini sebenarnya cukup familiar bagi saya, karena saya sudah beberapa kali melakukan pemanjatan disana sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2002. Namun kala itu pemanjatan dilakukan oleh saya bersama team. Dan saat ini saya harus melakukannya dengan seorang diri, yaitu Solo Climbing.
Boleh dibilang gila! mengingat umur saya sudah bukan lagi anak muda atau boleh dibilang sudah uzur..ha..ha..ha..jadi bisa dibilang ini adalah proyek gila saya.
Umur bukanlah penghalang bagi saya, karena saya hanya ingin menunjukkan bahwa orang tua seperti saya mampu untuk memberikan yang terbaik untuk perkembangan dunia panjat tebing dan pendakian gunung di Indonesia.
14 Desember 2012
Beberapa peralatan sudah mulai tiba satu persatu, seperti karabiner, friend, ascender, descender, tali. Dan memang cukup menguras kantong sendiri, mengingat proyek ini masih dalam tahap awal. Hanya peralatan inti yang sudah dipesan dari
Camper’s Corner Singapore yaitu SILENT PARTNER buatan Rock Exotica USA masih belum tiba.
28 Januari 2013
Xavier Goh, dari Camper’s Singapore mengabarkan bahwa alat sudah tiba di Singapore dan siap dikirim ke Indonesia via Kantor Pos.
Dengan harapan dapat menghemat ongkos kirim dan bea pajak impor yang cukup mahal.
Diharapkan beberapa hari ke depan paket sudah tiba di Jakarta.
22 Februari 2013
Sampai minggu ini paket peralatan dari Singapore belum juga tiba. “Nyasar kali?”, pikir saya. Dan saya pun akhirnya mengontak Goh dan menanyakan status paket saya, dia pun juga bingung karena sampai berminggu-minggu paket ini masih belum tiba juga.
Status yang tercantum dalam website kantor pos Singapore maupun kantor pos Indonesia menyatakan: paket sudah diterima, tapi kok tidak dikirim-kirim…wah gawat !
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanpa pikir panjang, saya coba hubungi pihak kantor pos Indonesia. Dan ternyata paket saya nyangkut di Kantor Pos Ciputat sejak tiba sebulan lalu. Busyet deh! 25 Februari 2013 Akhirnya saya harus ke kantor pos Ciputat untuk mengambil paket tersebut, dan dikenakan bea masuk sebesar Rp. 120,000. Ketika ditanya kenapa tidak dikirim ke alamat saya, dijawab oleh petugas disana bahwa paket dari luar negeri harus diambil di kantor pos dengan membayar pajak bea masuk setelah menerima surat panggilan dari Kantor Pos. Bagaimana bisa tahu kalau paket sudah tiba, surat panggilan saja tidak diterima, jawab saya, dan petugas pun dengan santai menjawab, yah paket akan dibuang atau dikembalikan lagi ke alamat pengirim. Asem tenan… Sayang sekali kantor pos Indonesia, pelayanannya masih terlalu terbelakang dibalik teknologi canggihnya. Tapi sudahlah, paket sudah ditangan, dan saya pun segera mengabari Goh kalau paket sudah tiba dengan selamat! |
Pingback: Behind Scene of Solo Climbing | Catatan Perjalanan
Pingback: Paket akhirnya tiba! | Travelling Notes